LANDASAN
TEORI
STROKE
1. Definisi
- Stroke
adalah gangguan dalam sirkulasi intraserebral yang berkaitan dengan sirkulasi
intraserebral yang berkaitan vascular insufficiensi, trombosis, emboli tau
perdarahan.
- Stroke
non hemoragik adalah stroke yang terjadi sebab akibat abstruksi atau bekuan
disatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi cerebral.
2. Etiologi
1. Trombosis
serebral
-
Arterosklerosis serebral dalam arteri
intracranial dan ekstrakranial
-
Keadaan yang berkaitan denga perdarahan
intraserebral
-
Artentis yang disebabkan oleh penyakit
kologen atau arteritis bakteri
-
Trobosis vena serebral
2. Embolisme
serebral
-
Kerusakan katub karena penyakit jantung
reumatik
-
Infark miokard
-
Fibrilasi arteri
-
Endokarditis
3. Iskemia
serebral
Konstriksi arteroma
pada arteri yang menyuplai darah ke otak
3. Manifestasi
Klinis
a. Kehilangan
motorik
- Hemiplegia
(paralisis pada satu sisi) karena lesi pada sisi otak.
- Hemeparesis
( kelemahan salah satu sisi tubuh).
b. Kehilangan
komunikasi
Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
- Disartrika
(kesulitan bicara) disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan bicara.
- Disfasia
atau afasia (kehilangan bicara)
- Apraksia
(ketidak mampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya)
Manifestasi klinis dari
pada stroke adalah:
- Perubahan
mendadak status mental
- Vertigo,
mual, muntah, dan nyeri kepala.
- Gangguan
penglihatan.
4. Anantomi
Fisiologi
Meskipun
susunan saraf merupakan satu kesatuan jaringan komunikasi, susunan saraf
umumnya dibagi berdasarkan anatominya menjadi susunan saraf pusat dan susunan
saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis,yang
dikelilingi dan dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis dari tulang
otak adalah pusat pengendali dari susunan saraf. Sel-sel daraf dalam otak,
setelah menampung pesan-pesan, berespon terhadapnya kebanyakan pesan berjalan
melalui medulla spinalis susunan saraf juga mengatur gerakan vonlunter dan
involunter tubuh. Susunan saraf menyebabkan otot berkontraksi dan relaksasi!
Susunan saraf melakukan proses ini karena adanya milyaran sel saraf di tubuh.
Sel saraf itu mengirim sinyal ke sel lain dan ke otot.
Susunan
saraf pusat.
Otak adalah pusat pengendali tubuh kemampuan
massa jaringan mirip spons seberat setengah kilo untuk menerima, menyimpan dan
meneruskan informasi sangat menakjubkan otak dan medulla spinalis terdiri atas
benyak bagian, masing-masing dengan perannay sendiri, karena otak dan medulla
spinalis sangat vital maka organ ini memiliki beberapa pembungkus pelindung.
Pelindung paling luar adalah tulang tengkorak mengelilingi dan melingdungi
otak, vertebra melindungi medulla spinalis, di bawah membrane vertabra terdapat
3 membran pembungkus, dura meter, araknoid, dan piameter. Ini merupakan
bantalan bagi otak medulla spinalis.
Serebrum
Bagian otak paling besar dan atas, yang mengatur
pikiran dan gerakan-gerakan kita adalah
serebrum bertanggung jawab atas berkembangnya integensi manusia. Daerah
tertentu menerima pesan tentang apa yang bisa dilihat, dengar dan mencium, atau
bagaimana kita bergerak. Bagian lain mengendalikan kemampuan berpikir, menulis,
berbicara dan mengungkapkan emosi.
Serebrum dibelah dua dari depan ke belakang kedua
belahan serebrum ini mengendalikan belahan berlawanan dari tubuh. Belahan kanan
mengendalikan sisi kiri dari tubuh, belahan kiri mengendalikan sisi kanan dari
tubuh.
Lapisan paling luar serebrum disebut korteks
serebri. Kira-kira 8/4 dari seluruh badan sel saraf dari susunan saraf disini.
Didalam serabrum terdapat thalamus dan hipotalamus. Talamaus adalah bagain otak
yang menilai rangsangan sensorik ke korteks serebri. Hipotalamus adalah bagian
otak yang mengatur kebutuhan dasar tubuh seperti pencernaan,dan penglepasan
hormone.
Serebrum
Bagian otak yang mengoordinasi otot yang digerakkan,
seperti berlari dan berjalan, serebelum berada dibawah serebrum, serebrum yang
mengatur gerak otot menurut kehendak
Batang otak
Struktur yang menghubungkan serebrum dengan medulla
spinalis. Medulla oblongata mengatur beberapa fungsi penting seperti bernapas,
tekanan darah, denyut jantung, fan menelan. Pons berada antara serebrum dan
serebrum dan belahan otak kanan dan otak kiri. Pons mengatur gerak bola mata
dan pernapasan, otak tengah kelompak saraf yang mengendalikan gerak involunter
seperti ukaran pupil dan gerak mata.
Medulla spinalis
Medulla spinalis terbentang dari medulla oblongata
sampai sedikit di bawah rusukserat saraf dalam medulla menuju ke semua bagian
tubuh menghubungkan semua saraf dalam tubuh dengan susunan saraf pusat.
5. Penatalaksaan
Penatalaksaan medis
1. Non-pembedahan
- Terapi
anti koagulan kontraindikasi pemberian obat antikoagulasi pada klein dengan
riwayat ulkus
- Phenitonin
dapat digunakan untuk mencegah kejang
- Enteris-coarted,
misalnya aspirin untuk menghancurkan trombotik
- Epsilon-Amicar
menstabilkan bekuan atau aneurisma
- Calcium
thannel bloker : mengatasi vasospasma pembuluh darah
2. Pembedahan
- Carotid
endarerektom mengangkat plak arterosklerosis
- Superior
temporal arteri-middle serebral arteri anastomosis dengan melalui daerah yang
tersumbat dan menetapkan kembali aliran darah pada daerah yang dipengaruhi.
6. Komplikasi
- Hipoksia
serebral
- Aliran
darah serebral
- Embolisme
serebral
7. Pemeriksaan
Penunjang
-
Sken temografi : Membantu diagnosa
dan membedakan dengan perdarahan terutama pada fase akut.
-
Angiografi serebral : Untuk
mendapatkan gambaran jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila
scan tadak jelas.
- Pemeriksaan
lain : Darah rutin.
Doppler, EKG, dll.
Patofiologi Dan Penyimpangan KDM
Hipertensi, rokok, alcohol,
abesistas, kolesterol
|
Mobilitas terganggu
|
Gangguan mobilitas fisk
|
Gangguna aliran darah ke otak
|
Fungsi otak terganggu
|
Gangguan motorik
|
Transmisi impuls terganggu
|
Kelemahan otot progresif
|
Kerusakan pada area frontal
|
Gangguan Nervous saraf VII
|
Aposia global
|
Gangguan komunikasi verbal
|
Peningkatan tekanan darah
sistemik
|
Peningkatan tekanan
intrakranial
|
nyeri
|
Ketidakmampuan pergerekan
|
ADL dibantu
|
Deficit perawatan diri
|
Penimbunan plak pada pembulu
darah arteri otak
|
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. T. D DENGAN GANGGUAN
SISTEM
PERSARAFAN “STROKE HEMORAGIK”
I. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan : -
Pekerjaan :
Suku/Bangsa :
Agama :
Status Pernikahan :
Alamat :
Tgl MRS :
Tgl pengkajian :
No. RM :
Penanggung jawab
Nama :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Hub. Dgn Klien :
B.
Data
Biologis
1.
Keluhan
Utama
Sakit kepala
2.
Riwayat
Keluhan sekarang
Kelaurga mengatakan klien sakit kepala sejak 5 Hari
sebelum tanggal pengkajian hari pada tanggal pengkajian kepala klein terbentur
dengan bambu, klien sempat diperiksa di puskesmas dan di rawat selama 2 hari,
nyeri yang diraskan bersifat akut kadang muncul kadang hilang, nyeri yang
diraskan skala 8 nyeri berat. Dirasakan diseluruh bagian kepala, seperti
ditusuk-tusuk. Saat dikaji ada klien kesulitan mengucapkan kata-kata, tidak
mampu melakukan aktivitas sendiri.
3.
Riwayat
Kesehatan Lulu
Klien tidak pernah menderitan penyakit menural seperti
AIDS, TBC, dan panyakit keturunan seperti DM, dll.
4.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang di
derita oleh klien.
5. Riwayat Alergi
Klien tidak ada alergi, baik alergi makanan maupun
obat-obatan
6. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan rajin beribadah baik itu ke geraja
maupun ibadah kolom. Serta percaya akan agama yang dianutnya.
7. Riwayat Operasi
Klien tidak pernah di operasi
8. Riwayat Psikososial
Klien
mengatakan. Hubungan klien dengan perawat, keluarga, klien lainnya baik. Klien
menerima keadaan penyakitnya. Keluarga klien senantiasa mendampingi klien.
9. Riwayat Spiritual
Klien beragama
kristen protestan. Klien rajin mengikuti ibadah di geraja setiap hari minggu,
kaum bapa, dan ibadah kolom.
C.
Pola
Kebiasaa Sehari-hari
1.
Nutrisi
dan Cairan
Sebelum
sakit : Makan : 3 x sehari, jenis : nasi, ikan, sayur
Napsu makan baik.
Minum : 7-8 gelas
sehari, jenis : air putih. (± 1200 cc)
Saat
sakit : Makan : 3 x/hari, jenis bubur,
Nafsu makan kurang,
porsi makan tidak dihabiskan ½, karena ada gangguan dalam mengunyah.
Minum : Klien
minum 1-2 gelas/hari.
2.
Eliminasi
Sebelum
sakit : BAB frewensi 1 x/hari
konsistensi lembek, warna coklat
BAK frewensi 5-6
x/hari, warna kuning jernih
Saat
sakit : BAB, belum pernah BAB
BAK frewensi 1-2
x.hari, warna kuning
3.
Pola
istirahat dan tidur
Sebelum
sakit : Tidur malam : 6-7 jam/sehari
Saat
sakit : Malam 4-5 jam/hari, sering terbanggun karena nyeri kepala
Siang 1-2 jam/hari
4.
Personal
hygiene
Sebelum
sakit : Mandi 2x/hari, menggunakan sabun mandi,
Cuci
rambut, sikat gigi
Saat
sakit : sejak sakit Klien belum pernah mandi, personal hygiene kurang,
karena klien tidak bisa bergerak, tidak bisa melakukan ADL sendiri.
5.
Aktivitas
dan olaraga
Sebelum sakit : Klien
menjalakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sebagai kepala keluarga.
Saat sakit : Semua kegiatan
klien dibantu oleh keluarga karena tidak bisa melakukan ADL sendiri
6.
Ketergantungan
-
Alkohol :
Klien sering minum Alkohol, berhenti
sejak 1 bulan sebelum tanggal pengkajian
-
Merokok : Kien
sering merokok, berhneti sejak 1 bulan sebelum tanggal pengkajan
D.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan
Umum : Tampak
sakit sedang.
Kesadaran : Compos
mentis,
2.
Pemeriksaan
Tanda-tanda vital
- TD : 140/80 mmHg
- Suhu Badan : 37 0 C
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 24 x/menit
E. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
- Inspeksi : Distribusi
merata,warna rambut hitam beruban, tekstur halus,bentuk kepala bulat, tidak
alopesia.
- Palpasi : Tidak ada
massa/benjolan, kulit kepala bersih, rambut berminyak, ada odema, ada nyeri
tekan, ekspresi wajah meringis saat ditekan
2. Mata
- Inspeksi : Penglihatan agak kabur,
sklera tidak ikterus, kunjungtiva tidak anemis, pupil miosis.
- Palpasi : Tidak ada peningkatan
tekanan intra okuler.
3. Telinga
- Inspeksi : Pendengaran baik, ada
serumen, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
- Inspeksi : Penciuman baik, pernapasan
cuping hidung tidak ada, tidak ada
sekret, distribusi rambut mereta, tidak ada polip, septum lurus
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
- Inspeksi : Mukosa kering, gigi
kuninng, lidah kotor.
6. Leher
- Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena
jugularis
- Palpasi : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar tiroid.
7. Dada
Paru-paru
- Inspeksi : Pergerakan baik, simetris
kiri dan kanan, ekspansi paru baik.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi : Bunyi resonan
- Auskultasi : Bunyi
napas vaskuler
Jantung
- Inspeksi : Ada iktus kordis.
- Palpasi : Tidak ada cardiomegali
- Perkusi : Bunyi pekak
- Auskultasi : Bunyi
S1 dan S2
8. Abdomen
- Inspeksi : Terlihat
lemas, dan datar, tidak ada asites
- Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
- Perkusi : Terdapat
bunyi timpani
- Auskultasi : peristaltik usus ada,
bisung usus ada
9. Genetalia
- Inpeksi : Tak ada kelainan,
kebersihan baik
10. Anus
- Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada hemoroid.
11. Ekstremitas Atas
- Inspeksi : Kanan
pergerakanbaik kekuatan otot 4.
Kiri
pergerakan terbatas. Tonus otot lemah, terpasang infus, kekuatan otot 2
- Palpasi : Tidak ada odema.
12. Ekstremitas Bawah
- Inpeksi : Kanan pergerakan baik. kekuatan otot baik.
Kiri ROM
terbatass, kekuatan otot 2, refleks patela tidak ada.
- Palpasi : Tidak ada odema
13. Kulit
- Inspeksi : Kulit sawo matang, keadaan
kulit baik
- Palpasi : tidak ada odema, turgor
kulit baik
F. Pemeriksaan Laboratorium
· Tanggal 23-01 2008 Normal
-
Cityscan
: Obastruksi serebral infarctian daerah
serebelum dextra
Lab : LED 90 <10-15
%
HB 12,8 12-14,
13-16 g/dl
Leukosit 11.600 5000-10.000
ul
Trombosit 307.000 15.000-400.000
ul
Glukosa 42 75-115
Cholesterol 168 0-220
G. Therapy Medik
- Sanmol 2 x 1
- HCT 2 x 1 tablet
- Captopril 3 x 1 500mg
- Promadex
- Inj. Citicaline 2 x 250 mgr
- Inj. Piracetam 2 x 3 gr
Pengelompokan Data
DS :
- Klien mengatakan bahwa klien tidak mampu
melakukan ADL sendiri.
- klien mengatakan bahwa klien sudah tidak dapat
mengucapkan kata-kata dengan jelas
- Klien mengeluh Nyeri kepala
- Klien mengeluh sering
terbangun karena nyeri
- Klien mengeluh tidak
bisa berjalan sendiri
- Keluarga klien mengatakan klien
belum pernah mandi selama sakit
DO :
- Penurunan
kekuatan otot sebelah kiri
- Reflex
patella sebelah kiri tidak ada
- ADL
di bantu oleh keluarga
- Klien
tidak mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas
- ADL
dibantu keluarga
- Ekspresi
wajah meringis saat bergreak
- Telinga
kotor
- Gigi
kuning
- Badan
Bau
ANALISA
DATA
No
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
|
1
|
DS :
- Klien
mengeluh nyeri kepala
- Klien
mengeluh sering terbangun karena nyeri
DO :
- Ekspresi
wajah meringis saat digerakan
|
Ganggguan
aliran darah ke otak
Peningkatan tekanan darah sistemik
Peningkatan tekanan intra kranial
Nyeri
|
Nyeri
|
2.
|
DS
:
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien mampu
melakukan ADL sendiri
DO :
- Penurunan
kekautan otot
- Refleks
patella sebelah kiri tidak ada
- ADL
dibantu keluarga
|
Ganggguan
aliran darah ke otak
Fungsi otak tergenggu
Gangguan
neuromotorik
Kelemahan otot
Kerusakan
mobilitas fisik
|
Kerusakan
mobolitas fisik
|
3.
|
DS
:
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien sudah
tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas sejak 2 hari lalu
DO :
- Klien
tidak mampu Mengucapkan kata-kata dengan jelas
|
Ganggguan
aliran darah ke otak
Fungsi otak tergenggu
Gangguan
nervous VII
Kerusakan
komunikasi verbal
|
Kerusakan komunikasi
verbal
|
4.
|
DS
:
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien Belum
pernah mandi selama sakit
DO :
- Lidah
Kotor
- Telinga
kotor
- Badan
Bau
|
Fungsi otak terganggu
Gangguan
neuromotorik
Kelemahan otot
Ketidakmampuan
pergerakan
Kurang perawatan diri
|
Defisit
perawatan diri
|
Diagnosa
keperawatan.
1.
Nyeri
b.d adanya peningkatan tekanan intrakranial
2.
Gangguan
mobilitas fisik b.d kelemahan otot
3.
Gangguan
komunikasi verbal b.d gangguan nervous saraf ke VII
4.
Defisit
perawatan diri b.d ketidakmampuan pergerakan
No
|
Diagnosa keprawatan
|
Perencanaan keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||||
1.
|
Nyeri b.d adanya peningkatan tekanan intrakranial yang ditandai
dengan:
DS
:
-
DO :
- Wajah meringis saat digerakan
|
Nyeri berkurang bahkan sampai
hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan criteria
hasil :
- Ekspresi wajah rileks
- Edema hilang
- Tidak ada nyeri
|
1. Kaji tingkat nyeri
2. Ciptakan lingkungan yang
terapeutik dan batas aktivitas
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian
analgetik
|
1. Mengatahui tingkatan nyeri apakah
tergolongan nyeri sedang, ringan, berat
2. Membantu member rasa nyaman pada
klien
3.
Mengatahui
perkembangan klien
4. Memberikan analgetik yaitu penghilangan rasa
sakit
|
Jam :
10.30
1.
Mengkaji
tingkat nyeri
Jam: 11.00
2.
Menciptakan lingkungan yang terapeutik dan batas aktivitas
Jam: 12.00
3.
Mengobservasi tanda-tanda
SB
: 37 0 CC
N : 80 x/mnt
R : 28 x/mnt
Jam: 13.00
4.
Memberikan obat pada klien Belaphen
|
Tanggal 26-11-09
Jam 14.00
S:
-
O:
- Ekspresi wajah masih meringis
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
|
2.
|
Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan otot yang ditandai dengan :
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien mampu melakukan ADL sendiri
DO :
- Penurunan
kekautan otot
- Refleks
patella sebelah kiri tidak ada
|
Mobilitas klien kembali normal
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan criteria hasil :
- ADL dilakukan sendir
- Klien mampu berjalan sendiri
|
1. Kaji kemampuan fungsional
2. Bantu mengembangkan keseibangan
duduk dan berdiri
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
4. Kolaborasi dengan dokter.
|
1.
Mengidentifikasi
kekuatan/kelemahan dan dapat membri informasi tentang pemulihan
2.
Membantu dalam melatih kembali saraf,
meningkatkan respon motorik
3.
Program
khusu dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti
4.
Menghilangankan
spastisitas ekstremitas yang terganggu
|
Jam: 11.00
1.
Mengkaji kemampuan fungsional
dimana ekstremitas kiri sudah tidak berfungsi dengan baik
Jam: 12.00
2. Membantu mengembangkan keseibangan duduk dan berdiri
Jam: 13.00
3. Konsultasi dengan
ahli fisioterapi
Jam: 13.15
4. Membarikan
injeksi, dan pemberian obat captopril, dan neurosanbe
|
Jam: 14:00
S:
- Keluarga mengatakan klien belum bisa
berjalan
O:
- ADL di bantu
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan.
|
3.
|
Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan nervous saraf ke VII
DS :
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas sejak 2
hari lalu
DO :
- Klien
tidak mampu bicara dengan jelas
|
Setelah perawatan dilakukan selama
3 hari, klien mampu berkomunikasi dengan baik dengan criteria hasil :
- Klien
mempu mengucapkan kata-kata secara perlahan-lahan
|
1.
Kaji
tipe derajat disfungsi
2.
Mintalah
klien mengucapkan kalimat, suara yang sederhana
3.
Hindari
percakapatan yang cepat, berikan waktu klien untuk berespon
4.
Anjurkan
orang terdekat mempertehankan usaha berkomunikasi
|
1.
Membantu
menentukan derajat disfungsi, kerusakan yang terjadi
2.
Mengidentifikasi
adanya disartria sesuai komponen bicara
3.
Mencegah
timbulnya marah pada klien
4.
Mengurangi
isolasi sosial
|
Jam: 11.00
1. Mengkaji tipe
derajat disfungis, klien bisa bicar hanya berkomunikasi secara nonverbal .
2. Meminta pada
klien mengucapkan kalimat, suara yang
sederhana klien belum bisa mengucapkan
Jam: 10.30
3. bicara dengan
klien secara perlahan
Jam : 12.00
4. Menganjurkan
orang terdekat/keluarga mempertehankan usaha berkomunikasi
|
Jam: 20:00
S:
- Keluarga mengatakan klien belum bisa
bicara
O:
- ADL di bantu
A:
- Masalah belum teratasi.
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan.
|
4.
|
Defisit perawatan diri b.d ketidakmampuan pergerakan yang ditandai dengan
:
DS :
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas sejak 2
hari lalu
DO :
- Klien
tidak mampu bicara dengan jelas
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari personal hygiene klien baik dengan criteria hasil :
- Lidah
bersih
- Telinga
bersih
- Badan
tidak bau
|
1.
Memandikan
klien
2.
Oral
hygiene
3.
Bersihkan
telinga
4.
Bersihkan
kuku
|
1.
Memberika
kesegaran pada klien
2.
Memberikan
kesegaran mulut pada klien
3.
Kebersihan
telinga dari klein
4.
Memberikan
rasa nyaman pada klien
|
Jam : 11.00
1. Memandikan klien (mandi lap)
|
Jam : 14.00
S : -
O :
- Klien
tampak segar
A :
- Masalah
teratasi sebagian
P :
- lanjutkan
intervensi keperawatan
|
Catatan
perkembangan
No.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Implementasi
keperawatan
|
Evaluasi keperawatan
|
1.
|
Nyeri b.d adanya peningkatan
tekanan intrakranial yang ditandai dengan:
DS :
-
DO
:
-
Wajah meringis saat digerakan
|
Tanggal 27-11-09
Jam : 10.30
2.
Mengkaji
tingkat nyeri skala nyeri 5
Jam:
11.00
2. Menciptakan lingkungan yang terapeutik dan
batas aktivitas
Jam:
12.00
3. Mengobservasi tanda-tanda
SB : 37 0 CC
N
: 80 x/mnt
R
: 28 x/mnt
Jam:
13.30
4. Memberikan obat pada klien Belaphen
|
Jam 14.00
S:
-
O:
-
Ekspresi
wajah masih meringis
-
Skala
nyeri 5
A:
-
Masalah
belum teratasi
P:
-
Lanjutkan
intervensi keperawatan
|
2.
|
Gangguan mobilitas fisik b.d
kelemahan otot yang ditandai dengan :
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien mampu melakukan ADL sendiri
DO
:
- Penurunan
kekautan otot
-
Refleks patella sebelah kiri
tidak ada
|
Jam: 11.00
1.
Mengkaji kemampuan fungsional
dimana ekstremitas kiri sudah tidak berfungsi dengan baik
Jam: 11.20
2.
Membantu mengembangkan
keseibangan duduk dan berdiri
Jam: 12.00
3. Konsultasi dengan ahli fisioterapi
Jam: 13.15
4.
Membarikan injeksi, dan pemberian obat captopril, dan neurosanbe
|
Jam 14.00
S:
-
O:
-
Ekspresi
wajah masih meringis
A:
-
Masalah
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
|
3.
|
Gangguan komunikasi verbal
b.d gangguan nervous saraf ke VII
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas sejak 2
hari lalu
DO
:
-
Klien tidak mampu bicara dengan jelas
|
Tanggal 27-11-2009
Jam: 11.00
1.
Mengkaji tipe derajat disfungis, klien bisa bicar hanya berkomunikasi
secara nonverbal .
2. Meminta pada klien mengucapkan
kalimat, suara yang sederhana klien belum bisa mengucapkan
|
Jam: 20:00
S:
-
Keluarga
mengatakan klien belum bisa bicara
O:
-
ADL di
bantu
A:
-
Masalah
belum teratasi.
P:
- Lanjutkan
intervensi keperawatan.
|
4.
|
Defisit perawatan diri b.d
ketidakmampuan pergerakan yang ditandai dengan :
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas sejak 2
hari lalu
DO
:
- Klien tidak mampu bicara dengan jelas
|
Tanggal 27-11-2009
Jam : 11.00
1. Memandikan klien (mandi lap)
|
Jam : 14.00
S : -
O :
- Klien
tampak segar
A :
- Masalah
teratasi
P :
- lanjutkan
intervensi keperawatan
|
1.
|
Nyeri b.d adanya peningkatan
tekanan intrakranial yang ditandai dengan:
DS :
-
DO
:
-
Wajah meringis saat digerakan
|
Tanggal 28-11-09
Jam : 10.30
3.
Mengkaji
tingkat nyeri skala nyeri 5
Jam:
11.00
2. Menciptakan lingkungan yang terapeutik dan
batas aktivitas
Jam:
12.00
3. Mengobservasi tanda-tanda
SB : 37 0 CC
N
: 80 x/mnt
R
: 28 x/mnt
Jam:
13.30
4. Memberikan obat pada klien Belaphen
|
Jam 14.00
S:
-
O:
-
Ekspresi
wajah masih meringis
-
Skala
nyeri 5
A:
-
Masalah
belum teratasi
P:
-
Lanjutkan
intervensi keperawatan
|
2.
|
Gangguan mobilitas fisik b.d
kelemahan otot yang ditandai dengan :
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien mampu melakukan ADL sendiri
DO
:
- Penurunan
kekautan otot
-
Refleks patella sebelah kiri
tidak ada
|
Tanggal 28-11-2009
Jam: 11.30
1.
Mengkaji kemampuan fungsional
dimana ekstremitas kiri sudah tidak berfungsi dengan baik
Jam: 11.20
2.
Membantu mengembangkan
keseibangan duduk dan berdiri
Jam: 12.00
3. Konsultasi dengan ahli fisioterapi
Jam: 13.15
4.
Membarikan injeksi, dan pemberian obat captopril, dan neurosanbe
|
Jam 14.00
S:
-
O:
-
Ekspresi
wajah masih meringis
A:
-
Masalah
belum teratasi
P:
-
Lanjutkan
intervensi keperawatan
|
3.
|
Gangguan komunikasi verbal
b.d gangguan nervous saraf ke VII
DS
:
- Keluarga
klien mengatakan bahwa klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas sejak 2
hari lalu
DO
:
-
Klien tidak mampu bicara dengan jelas
|
Tanggal 28-11-2009
Jam: 11.20
1.
Mengkaji tipe derajat disfungis, klien bisa bicar hanya berkomunikasi
secara nonverbal .
Jam: 10.30
2.
bicara dengan klien secara perlahan
|
Jam: 20:00
S:
-
Keluarga
mengatakan klien belum bisa bicara
O:
-
ADL di
bantu
A:
-
Masalah
belum teratasi.
P:
- Lanjutkan
intervensi keperawatan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar