Kamis, 31 Oktober 2013

Sudut Pandang Kristen SEKILAS TENTANG ABORSI


Pada Zaman sekarang ini Aborsi menjadi suatu masalah yang semakin kabur nilainya. Bagi kita orang Kristen tentu semakin menjadi tantangan iman yang cukup berat. Dari data statistik diperoleh bahwa Jepang saja negara yang sudah begitu maju, sejak tahun 1972 telah melakukan Aborsi 1,5 juta orang pertahun, Inggris sampai tahun 1983 telah melakukakan Aborsi terhadap 2 juta orang, Amerika Serikat sampai tahun 1986 sudah mencapai 20 juta orang, sedangkan dari penelitian seorang dokter di Jakarta, dinyatakan bahwa pada tahun 1990 ada 400 orang melakukan pembunuhan dan 20% diantaranya melakukan dengan cara Aborsi.Sejak peristiwa penemuan 13 mayat bayi bulan Nopember 1997 di Jakarta, dan ditangkapnya beberapa dokter yang diduga terlibat dalam praktek Aborsi ini, maka masalah Aborsi mencuat kembali di Indonesia. Apalagi ditambah dengan pernyataan seorang dokter Senior dr. Edward Armando (alias Dokter Robinhood) di Surabaya yang prakteknya di sekitar Gang Dolly (tempat Pelacuran), beliau mengatakan "Ia akan melakukan Aborsi sampai kapanpun", maka timbul berbagai pro dan kontra terhadap masalah ini, ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyarankan agar polisi segera menangkap dokter tersebut, sebab dokter Edward dengan terang-terangan telah mengaku mempraktekkan aborsi.
Praktik aborsi tidak aman banyak dijumpai terutama di klinik kecil yang tidak jelas siapa yang menanganinya.Metode tradisional yang dikatakan cukup ampuh ini mulai dari mengonsumsi bir hitam, jamu peluruh haid, tape, ragi, minuman bersoda, nanas parut, minuman yang menimbulkan rasa mulas pada perut, memasukkan batang lewat vagina sampai ke rahim, serta pijatan. Soal makanan yang bisa menimbulkan rasa mulas itu,diyakini para perempuan dapat menyebabkan kontraksi pada rahim. “Padahal kan tidak juga," tuturnya.
Memasukkan batang atau alat apa pun ke dalam vagina, bisa mengakibatkan keguguran akibat infeksi. Ini yang sangat membahayakan jiwa perempuan, katanya lagi. Berbahaya bukan hanya infeksi atau perdarahan saja, tapi kemungkinan terjadinya kemandulan bahkan kanker leher rahim.Aborsi aman juga tidak menutup kemungkinan terjadi komplikasi. Aman yang dimaksud tidak hanya menyangkut kilnik untuk melakukan aborsi, teknologi. serta tenaga profesional yang mengerjakannya. Lebih dari itu, faktor kesehatan si perempuan dan umur kehamilan juga ikut menyumbang dalam aborsi aman. Semakin muda umur kehamilan, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi aborsi.
Sebab itulah, tenaga profesional, tidak hanya dokter, sangat dibutuhkan. Selain untuk melakukan tindakan, tenaga profesional seperti psikolog atau orang yang terlatih menangani soal aborsi, juga mempunyai peran penting dalam masa sebelum dan sesudah tindakan.Untuk melakukan aborsi juga membutuhkan proses dalam pengambilan keputusan. Konseling pra dan pasca aborsi harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menggali apa yang diinginkan pasien. Pasca aborsi juga perlu konseling. Selain untuk mengurangi rasa penyesalan, menurut Dr. Ramona, "Supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi. Paling tidak aborsi hanya sekali seumur hidup saja karena nggak enak."
Yang dimaksud dengan aborsi aman adalah semua hal yang dilakukan agar kesehatan perempuan setelah melakukannya sama baiknya dengan sebelumnya. Walau demikian, sangat disayangkan bahwa untuk melakukan aborsi secara aman masih sangat sulit. Semua ini akibat aborsi masih merupakan hal illegal. Sejauh ini informasi seputar aborsi memang belum banyak didapat masyarakat. Apalagi informasi tentang klinik untuk melakukan aborsi. Ini semua karena sampai saat ini aborsi terkait dengan masalah moral, agama, maupun etika.Selama aborsi masih ilegal, kemungkinan terjadinya aborsi tidak aman juga bisa berkembang.
Di Indonesia semakin banyak terdengar suara yang menyerukan agar aborsi akan dilegalisasi, seperti sudah terjadi di banyak negara lain, di dunia Barat maupun di Asia. Dan seperti dulu berlangsung di negara-negara itu, terdengar juga banyak suara yang menolak, khususnya pihak agama.DI negara di mana aborsi sudah dilegalisasi-sering kali dengan syarat yang berbeda-beda-diskusi pro dan kontra belum berhenti. Hal itu secara jelas tampak di Amerika Serikat. Mungkin karena di situ legalisasi aborsi terjadi dengan cara unik, yaitu sebagai pengakuan hak-hak konstitusional. Namun, kalau aborsi dijadikan sebuah hak bagi perempuan yang tidak menginginkan kehamilannya, dengan sendirinya muncul perspektif terbalik yang menegaskan bahwa wacana yang sama harus dipakai juga untuk pihak lain: janin dalam kandungan pun mempunyai hak, yaitu hak untuk hidup. Dengan demikian timbul polarisasi tajam antara pro-choice (pro-pilihan) dan pro-life (pro-kehidupan). Tidak dapat diragukan, pertentangan tajam antara dua posisi ekstrem itu terutama menandai diskusi tentang aborsi di Amerika Serikat, tetapi dari situ bergema juga ke banyak negara lain, meskipun latar belakang hukum berbeda. Karena itu, polarisasi tersebut praktis menjadi suatu fenomena universal.
Dengan bertolak dari polarisasi yang sudah cukup mantap ini, Soe Tjen Marching sendiri memilih posisi pro-choice. Tentu saja, tidak ada yang akan meragukan haknya dalam hal ini. Keberatan timbul bila ia mencari dukungan pendapatnya dalam sejarah, khususnya dalam sejarah agama Kristen.Fakta sejarah yang dia kemukakan tidak benar dan karena itu berpotensi menyesatkan para pembaca. Tidak benar sama sekali bahwa baru "pada abad ke-17 beberapa pengikut Gereja Katolik mulai menentang praktik aborsi". Yang benar adalah bahwa tradisi agama Kristen selalu sudah melarang aborsi dan menilai pelanggarannya sebagai dosa besar. Memang perlu diakui, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru masalah aborsi tidak disebut secara eksplisit. Tetapi, dalam buku Didakhê-diduga ditulis sebelum tahun 100 M dan menjadi sebuah teks yang sangat berwibawa-aborsi sudah dicantumkan dalam daftar dosa besar. Prof John Noonan (Universitas California, Berkeley) telah menyelidiki seluruh tradisi Kristen ini dalam tulisannya An Almost Absolute Value in History (1970). Judul tulisan ini pantas disimak secara khusus karena ia memang menganggap penolakan terhadap aborsi sebagai suatu nilai yang hampir tidak ada pengecualian dalam sejarah agama Kristen.Lebih penting lagi adalah bahwa seluruh zaman pra-modern mengikuti pandangan Aristoteles (abad ke-4 SM) tentang pembentukan janin secara bertahap. Dalam buku kecil Aborsi sebagai Masalah Etika (Grasindo, 2002), kami berusaha menjelaskan pandangan Aristoteles itu.
Peranan Aristoteles tidak perlu mengherankan karena saat itu dia menjadi otoritas tunggal di bidang ilmu pengetahuan. Contoh terkenal adalah pendapatnya yang disebut geosentrisme (tempat Bumi dalam pusat jagat raya). Dalam pemikiran Yunani kuno pernah ada pendapat bahwa Matahari merupakan pusat jagat raya (heliosentrisme), tetapi pendapat itu tidak mungkin diterima lagi sesudah Aristoteles. Seperti kita ketahui, dalam pandangan dunia ilmiah, geosentrisme Aristoteles bertahan terus-tanpa persaingan apa pun-sampai Kopernikus dan Galilei (abad ke-16). Demikian juga dalam bidang embriologi, pemikiran Yunani kuno-tepatnya kaum Pythagorean-pernah mengemukakan pendapat bahwa kehidupan manusia mulai pada saat konsepsi. Tetapi, Aristoteles mengatakan kehidupan manusia terbentuk secara bertahap. Mula-mula embrio mempunyai status sebagai tumbuhan. Sesudah beberapa waktu ia masuk status hewan dan akhirnya ia mencapai status manusia yang sungguh-sungguh. Menurut Aristoteles, hal itu terjadi 40 hari sesudah konsepsi (kalau embrio laki-laki).Seluruh zaman pramodern mengambil alih begitu saja pandangan Aristoteles tentang pembentukan bertahap dari embrio manusia itu, termasuk juga kalangan agama, baik agama Kristen maupun agama Islam. Tentu saja dengan banyak variasi terhadap angka 40.
Walaupun pada mulanya embrio belum dianggap manusia sungguhan, dalam tradisi Kristen aborsi selalu dilarang. Alasannya tidak sulit dipahami: embrio awal itu sudah merupakan manusia potensial dan kalau berkembang secara normal akan lahir sebagai manusia. Karena itu, abortus provocatus atau aborsi yang disengaja selalu dianggap dosa. Tetapi, dapat dipahami pula, bila menurut beberapa pujangga, dosa itu lebih besar jika dilakukan aborsi pada stadium lanjut ketimbang stadium awal. Ketika dalam zaman modern, pengertian Aristoteles tentang pembentukan bertahap embrio mulai ditinggalkan, secara logis bertambah besar tekanan Gereja Kristen bahwa aborsi dilarang sejak saat konsepsi.
Situasi perempuan hamil sering menjadi suatu keadaan darurat. Misalnya, kondisi medis yang disebut "kehamilan ektopik terganggu" bisa mengancam kehidupan si ibu hamil. Ibu itu harus dioperasi dan kandungannya dengan itu terpaksa dibuang. Tetapi, ada banyak keadaan darurat lain lagi. Kasus-kasus itu tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan hitam-putih. Akibatnya, tidak semua orang sepakat tentang jalan keluar yang bijaksana.
Beberapa bulan lalu hal itu terjadi dengan kasus Rosa di Nicaragua (The Tablet, 1/3). Anak berusia sembilan tahun itu diperkosa ketika orangtuanya bekerja di perkebunan kopi di Costa Rica. Ternyata anak malang itu menjadi hamil. Sesudah peristiwa tragis ini keluarga pulang ke tempat asalnya, Nicaragua. Orangtua Rosa menginginkan aborsi bagi anaknya. Tetapi, hukum negara Amerika Latin itu hanya mengizinkan aborsi bila kehamilan mengancam kehidupan si ibu. Akhirnya ada tiga dokter yang menawarkan melakukan aborsi, tawaran yang diterima dengan senang hati oleh orangtua itu. Tetapi, sesudah itu uskup setempat menyatakan ketiga dokter itu telah diekskomunikasi, artinya dikucilkan dari gereja sampai bertobat. Tentu tidak semua orang Katolik dan bahkan semua uskup akan menyetujui larangan aborsi untuk kasus tragis ini. Tetapi, dengan demikian mereka belum tergolong pro-choice.

DEFINISI ABORTUS
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo/ FK Unair, abortus (definisi yang lama) - adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi Aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus (Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan). Abortus yang dilakukan secara sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja.Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Mekanisme aborsi bisa terjadi spontan dan buatan. Dikatakan spontan, jika gugurnya janin disebabkan karena reaksi alami dan rahim ibu. Hal ini tidak menimbulkan kontroversi, baik dari segi etik maupun hukum.
Dosa ini akan terus bertambah-tambah, makin hebat bahkan tidak lagi malu
(Filipi 3:19). Sebab itu tidaklah mengherankan kalau timbul kecenderungan untuk meleyalisasi abortus,sebab falsafah manusia tentang hidup ini sudah bengkok dan terbalik.Inilah tanda-tanda zaman Nuh dan Lot,zaman kedatangan anak manusia.Keadaan masyarakat di sekitar orang-orang Kristen dapat memberikan pengaruh,tetapi anak-anak Allah harus berdiri tegak di atas Firman Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab.Pembunuh tidak boleh masuk ke dalam Kerajaan Allah untuk selama-lamanya (Wahyu 22:15) kecuali menyesal dan bertobat sunggu-sungguh selagi hidup.

2). ABORSI DARI SUDUT ETIKA KRISTEN
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati, kasih, bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh banyak label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Harus diingat bahwa aborsi tidak sama dengan membunuh, dan dalam prakteknya aborsi telah menjadi pertengkaran ideologi, yaitu antara ideologi konservatif fundamentalis dan liberalis. Substansi permasalahan sudah tertutup dengan label atau cap-cap. Misalnya saja, pemberitaan-pemberitaan di media massa menyudutkan bahwa yang melakukan aborsi sebagai pembunuh berdarah dingin, atau membunuh secara sederhana.
Antara dua kutub yang anti dan pro tidak ada titik temu. Namun kedua belah pihak pada dasarnya tidak setuju aborsi, tetapi ada kasus-kasus atau situasi yang dianggap perkecualian. Memang ada perbedaan di antara dua kutub.Perbedaan pandangan mengenai relasi atau hubungan antara sang ibu dengan janin yang dikandung. Bilamana janin itu sepenuhnya bagian tubuh sang ibu maka yang "anti" aborsi menganggap aborsi melanggar hak-hak ibu. Atau sebaliknya kalau sang ibu itu hanya alat/instrumental saja selama 9 bulan 10 hari, maka ibu tidak mempunyai hak. Namun yang pasti secara teologis semuanya adalah hak Allah.
Perbedaan paham mengenai kapan dimulainya kehidupan manusia. Pembuahan terjadi di rahim, di situlah kehidupan dimulai. Tapi belum menjadi manusia. Jadi mempunyai potensi menjadi calon siapa. Kapan terjadi manusia, ada beberapa hipotesa, yaitu Minggu ke-12, karena setelah bulan ke tujuh telah terbentuk kortek yang akan menjadi manusia. Hari yang ke-12, karena sebelum hari ke-12 belum terjadi individu alisasi. Hari ke-6 atau ke-7 setelah haid terakhir sel tersebut berkembang men jadi janin. Sejauh pembuahan sudah berkembang menjadi manusia.
Dari keempat hipotesa tersebut disimpulkan bahwa, semakin tua usia janin semakin komplek masalahnya bila melakukan aborsi. Bahwa benar atau salah melakukan tindakan aborsi, yang pasti salah. Dalam kehidupan kita yang dipengaruhi oleh dosa, kita tidak jarang didorong atau dipaksa untuk melakukan perbuatan yang salah/dosa. Tetapi dalam alasan-alasan yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan aborsi dapat dilakukan, misalnya untuk hal-hal yang jika tidak dilakukan akan mengakibatkan sesuatu yang sangat merugikan.
Sekali lagi persoalannya bukan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar. Prinsip etika harus dikaitkan dengan kenyataan hidup. Realitas dosa inilah yang menyebabkan masalah aborsi tidak dapat dilihat secara "hitam" dan "putih". "Apa yang terjadi sekarang ini adalah kemunafikan manusia. Orang baru berkomentar, berteriak-teriak, setelah ada peristiwa di Warakas. Oleh karena praktek aborsi sudah sejak dulu terjadi dan ada di mana-mana", kata dosen tidak tetap STT Jakarta ini.
3). Alkitab & Aborsi
Semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab Sucinya untuk mengerti dengan jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.
1) Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum memiliki nyawa.
Hos 12:2-3 dan Rom 9:10-13~ Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir. Tuhan mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. ~ Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya – dikatakan kepada Ribka: “Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda.” Seperti ada tertulis: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”

Kel 21-22 ~ pada Bab 21 dan 22 dibahas Tentang hak budak Ibrani (Kel 21:1-11); Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia (Kel 21: 12-36) ; Peraturan tentang jaminan harta sesama manusia (Kel 22:1-17); Peraturan tentang dosa yang keji (Kel 22:18-20); Peraturan tentang orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27); dan Berbagai-bagai peraturan (Kel 22:28-31)

Yer 1:5 ~ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Yes 53:6 ~ Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Ayb 3:11-16 ~ Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya, atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?

Ayb 10:8-12 ~ TanganMulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju? Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat. Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaanMu menjaga nyawaku.
Ayb 31:15 ~ Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentukkami dalam rahim?

Mzm 139:13-16 ~ Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mataMu melihat selagi aku bakal anak; dan dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Luk 1:39-44 ~ mengisahkan kunjungan Maria kepada Elisabet, ibu Yohanes.
Mzm 51:5 ~ Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

Luk 1:35-36 ~ Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Ef 1:4 ~ …yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.

Why 13:8 ~ Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

2) Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
3) Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia…”

Kis 17:25-29 ~ … dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Mzm 94:9 ~ Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakah tidak memandang?

Rom 8:28 ~ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yes 45:9-12 ~ Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: “Apakah yang kaubuat?” atau yang telah dibuatnya: “Engkau tidak punya tangan!” Celakalah orang yang berkata kepada ayahnya: “Apakah yang kauperanakkan?” dan kepada ibunya: “Apakah yang kaulahirkan?” Beginilah firman Tuhan, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel; “Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepadaKu mengenai anak-anakKu, atau memberi perintah kepadaKu mengenai yang dibuat tanganKu? Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tanganKulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
4) Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.
Kej 19:36-38 ~ Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Kej 50:20 ~ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

5) Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya.
Yeh 16:20-21 ~ Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan perempuan yang engkau lahirkan bagiKu dan mempersembahkannya kepada mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih perkara enteng bahwa engkau menyembelih anak-anakKu dan menyerahkanNya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api?

Yer 32:35 ~ Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk Baaldi Lembah Ben-Hinom, untuk mempersembahkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka kepada Molokh sebagai korban dalam api, sekalipun Aku tidak pernah memerintahkannya kepada mereka dan sekalipun hal itu tidak pernah timbul dalam hatiKu, yakni hal melakukan kejijikan ini, sehingga Yehuda tergelincir ke dalam dosa.

Mzm 106:37-42 ~ Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat, dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah. Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka menyalalah murka Tuhan terhadap umatNya, dan Ia jijik kepada milikNya sendiir. DiserahkanNyalah mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci mereka berkuasa atas mereka. Mereka diimpit oleh musuhnya, sehingga takluk ke bawah kuasanya.
Ul 12:31 dan 18:10-13 ~ Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaku dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka. ~ Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir. Seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan Tuhan, Allahmu.

Im 18:21, 24 dan 30 ~ “Janganlah kauserahkan seorang dari anak-anakmu untuk dipersembahkan kepada Molokh, supaya jangan engkau melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. ~ Janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang akan Kuhalaukan dari depanmu telah menjadi najis. ~ Dengan demikian kami harus tetap berpegang pada kewajibanmu terhadap Aku, dan jangan kamu melakukan sesuatu dari kebiasaan yang keji itu, yang dilakukan sebelum kamu, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu; Akulah Tuhan, Allahmu.”

4). PELAKSANAAN ABORSI
Bila usia kandungan muda,maka aborsi lebih muda di lakukan.Makin besar usia kandungan,aborsi semakin sulit dan beresiko bagi ibu.Abortus untuk kehamilan sampai 12 minggu biasanya dilakukan dengan MR (Menstrual Regulation) yaitu dengan penyedotan.Lebih dahulu biasanya dengan meracuni dia,misalnya dengan cairan garam yang pekat.
v Pada kehamilan muda (di bawah 2 minggu)
Usia anak itu masih sangat kecil,anak yang masih sangat lembut langsung hancur berantakan waktu dihisap dan keluar sebagai cairan merah dengan gumpalan-gumpalan.
v Pada kehamilan selanjutnya
Biasanya anak itu dibunuh sekaligus dengan memotong-motongnya.Pelaku aborsi itu menusuk,meremukan dan merobek bagian yang bisa di capai lebih dahulu dalam keranjang sampah klinik-klinik abortus.Kita bisa melihat berbagai macam potongan badan si anak hasil kekejaman ini.Setiap kali secara membabibuta.
v Pada anak yang lebih besar
Biasanya proses memotong dan merobek lebih sulit,apalagi tulang-tulang dan kepalanya cukup keras.Pada usia ini,janin diberikan suntikan maut (dengan cairan garam) langsung ke dalam ketuban bayi.Dalam sehari,bayi itu tersiksa terbakar kulitnya,rusak pernafasannya lalu mati pelan-pelan.
v Pada anak yang sudah besar
Diatas 500 gram anak itu sebetulnya bisa hidup diluar kandungan.Anak itu di keluarka masih dalam keadaan hidup,kemudian dibunuh dengan sangat kejam.Biasanya,bayi yang baru lahir akan mendapatkan dekapan yang hangat dan penuh kasih sayang dan bisa menyusui dengan nikmat dalam perlindungan sang ibu yang penuh cinta kasih.Tetapi,kenyataannya sangat mengenaskan.Apalagi dengan cara-cara yang tidak berperasaan atau yang tidak berperi kemanusiaan.

BAB III
PENUTUP
Aborsi beresiko tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan sang ibu atau wanita.Tidak benar dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi dia “tidak merasakan apa-apa” dan langsung boleh pulang.Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,terutama mereka-mereka yang sedang kebingungan yang tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi :
1) Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2) Resiko gangguan psikologis
Pada dasarnya,seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal sebagai berikut :
1) Kehilangan harga diri
2) Berteriak histeris
3) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
4) Ingin melakukan bunuh dir
5) Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
6) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seks
Selain hal-hal tersebut para pelaku aborsi (wanita) akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak akan hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya

DAFTAR PUSTAKA
Saud, Saumiman .2005.”ABORSI (Pro dan Kontra? Bagaimana Orang Kristen Menjawabnya?)”.JAKARTA: Yasinta

Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2012/02/aborsi-dari-sudut-pandang-kristen.html#ixzz2jOiFQqsT

ASKEP KISTA OVARIUM



ASKEP KISTA OVARIUM
KISTA OVARIUM

A. Defenisi

Kista adalah :
1. suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga dapat disebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006)
2. suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur. (Dewa, 2006)
3. suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998)
4. pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon yang berisi air. (http//suara merdeka.com)

Kista ovarium adalah kista yang telah bermetastase menjadi tumor ginekologik pada ovarium yang berupa kantong abnormal berisi cairan dengan persentase kamatian paling tinggi.

Sebagian besar tumor ovarium jinak mempunyai sel epitelial dan terjadi dari epitel permukaan yang menutupi ovarium dan terdiri atas epitel coelom. Tipe-tipe lain, tumor sel benih dan tumor stroma sex-cord, kebanyakan menunjukkan kelainan yang sama sekali berbeda dengan tumor epitelial.

Sifat kista ovarium :
1. Fisiologis
Kista fisiologis lazim terjadi dan dianggap normal. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel yang kemudian berkembang dan memiliki gambaran seperti kista. Biasanya kista tersebut memiliki ukuran di bawah lima sentimeter, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG dan dalam tiga bulan akan hilang. Kista fisiologis tidak perlu dioperasi karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan tetapi pelu diamati apakah kista tersebut mengalami metastase atau tidak. Kista ini dialami oleh wanita usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menyebabkan nyeri ketika haid.
2. Patologis
Kista patologis sering disebut sebagai kanker. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian paling tinggi di antara kelainan-kelainan ginekologik. Angka kematian yang tinggi karena pada awalanya penyakit ini timbul tanpa gejala dan tanpa keluhan jika sudah bermetastasis, sehingga 60-70% penderita datang pada stadium lanjut. Penyakit ini dikenal dengan istilah ‘silent killer’. Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari penderita karena kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit untuk ditegakkan. Gejala-gejala seperti perut yang agak membuncit dan bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan ketika ukuran kista sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan pada perut penderita. Setalah diangkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.

Jenis kista
1. Kista fungsional
Sering tanpa gejala, timbul rasa sakit bila disertai komplikasi seperti terpuntir atau pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang dan juga jarang terjadi pada kedua ovarium. Kista bisa mengecil dalm waktu 1-3 bulan.
2. Kista dermiod
Terjadi karena jaringan dalam sel telur yang tidak dibuahi berkembang menjadi beberapa jaringan. Kista dapat terjadi pada kedua ovarium dan biasanya tanpa gejala. Timbul rasa sakit jika kista terpuntui atau pecah.
3. Kista coklat (edometrioma)
Terjadi karena lapisan didalam rahim tidak terletak di dalam rahim tapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibatnya, setiap kali haid, lapisan ini akan menghasilkan darah terus menerus yang akan tertimbun di dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat terjadi pada satu ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid atau bersenggama.
4. Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini juga dapat menyerang ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti vesika urinaria sehingga dapat menybabkan inkontinensia atau retensi. Jarang terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di ats 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Contoh kistadenoma :
o kistadenoma ovarii musinosum. Asal kista belum pasti, diduga berasal dari teratoma dan epitel germinativum. Bentuk kista multilobuler, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat pendarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perlekatan kista dengan omentum, usus dan peritoneum perietal. Selain itu bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus menerus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.
o Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel germinativum, bentuknya unilokuler dan bila multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal, dapat juga timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama seperti kistadenoma ovarii musinosum.



Morfologi dan pembagian tumor ovarium.
Terdapat berbagai macam tumor ovarium. Klasifikasi yang sangat sederhana tumor-tumor yang paling banyak ditemukan adalah sebagai berikut :
1. Tumor epitelial
Dalam golongan tumor epitelial dapat dibedakan menjadi tumor serosa, musinosa, endometrioid, tumor clear sell dan tumor Benner. Tiap tumor ini mempunyai gambaran histologik yang khas. Dalam golongan tumor ini terdapat tumor jinak, borderline maupun maligna.
• Tumor musinosa dan serosa yang jinak kebanyakan terdiri dari kista yang besar.
• Tumor epitelial borderline dicirikan dengan adanya poliferasi sel yang lebih besar daripada tumor jinak tapi hanya dapat ditunjukkan dengan pertumbuhan invasif. Pengenalan segolongan tumor borderline adalah penting karena tumor ini sering berkaitan dengan lesi yang terletak di luar ovarium yang disebut potensial implants. Adalah mencolok lokalisasi ekstaovarial ini dapat hadir bertahun-tahun tanpa perubahan tapi juga dapat menunjukkan progresi yang lamban. Karena diagnosis tumor borderline ditetapkan atas dasar lesi ovarii maka adanya implant demikian itu tidak merupakan alasan untuk menolak diagnosis.
• Karsinoma ovarii epitelial. Secara histologik dibagi menjadi tumor serosa, endometrioid, mukosa, clear cell, tumor Brenner dan karsinoma tidak terdiferensiasi.

Gradasi dan morfometri tumor ovarium.
Prognosis penderita tumor ovarii dengan metastasis pada perluasan yang sama tergantung pada derajat keganasannya. Gradasi merupakan penilaian mikroskopik subjektif derajat diferensiasi. Meskipun kadang-kadang terdapat perbedaan dalam gradasi di antara patolog, cara ini adalah akseptibel untuk memperoleh gambaran sifat biologi tumor. Gradasi kebanyakan didasarkan ats kemiripan struktur keganasan yang terjadi dengan struktur normal pereksisten dan pada ciri-ciri sitonuklear epitelnya. Tumor derajat satu diperoleh ciri struktur glandular, glandular papilar atau papilar. Tidak terdapat lapangan sel solid. Tumor noma derajat II menunjukkan terutama pola glandular atau papilar. Di samping itu terdapat sarang-sarang sel solid. Polimorfinya lebih jelas daripada tumor derajat I. dalam tumor derajat III strujtur glandular sangat jarang atau sulit ditunjukkan.
Pada gradasi histologik makin banyak digunakan metode pangukuran objektif yang disebut morfometri. Morfometri berdasar atas pengukuran ciri-ciri sel dalam jaringan seperti besarnya dan bentuk sel tumor dalam inti. Di samping itu arsitektur jaringan dapat dinyatakan secara objektif dengan menetapkan persentase volume epitel dalam hubungan terhadap jumlah mitosis. Terutama yang disebutkan belakangan ternyata berkolerasi lebih tepat dengan sifat biologi dibandingkan dengan gradasi histologik.

Penetapan stadium dan gradasi
Pembagian internasional (FIGO) adalah sebagai berikut :
a. Stadium Ia : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites, kapsul utuh.
b. Stadium Ib : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites, kapsul utuh.
c. Stadium Ic : stadium Ia atau Ib dengan tumor pada permukaan ovarii atau ruptura kapsul atau dengan asites atau cairan bilasan ada sel maligna.
d. Stadium IIa : pertumbuhan dalam satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke uterus atau tuba.
e. Stadium IIb : idem dengan perluasan ke stryktur-struktur lain di dalam pelvis.
f. Stadium IIc : stadium IIa atau IIb dengan tumor pada permukaan ovarii atau ruptura kapsul atau dengan asites atau dengan cairan bilasan ada sel maligna.
g. Stadium III : pertumbuhan dalam satu atau kedua ovarium dengan perluasan dalam rongga perut di luar pelvis atau perluasan tumor di dalam pelvis minor ke omentum atau usus halus.
h. Stadium IIIa : kelenjar limfe negatif dan perluasan di luar pelvis minor hanya mikroskopik.
i. Stadium IIIb : kelenjar limfe negatif dan perluasan di luar pelvis minor berdiameter lebih kecil dari 2 cm.
j. Stadium IV : metastasis di luar rongga perut atau metastasis hepar parenkimatosa.

DNA flow-cytometri
Inti tumor solid seringkali mempunyai kadar DNA yang menyimpang, disebabkan oleh tambahan atau kekurangan materialkromosomal selama perkembangan tumor. Dengan yang disebut sitometer-aliran (flow-cytometer), dalam waktu singkat jumlah DNA dari beribu-ribu sel dapat ditentukan dalam suspensi sel (sitometri aliran DNA). Dari makin banyaknya pemeriksaan ternyata bahwa jumlah DNA yang menyimpang untuk sejumlah tipe tumor solid berikatan dengan prognosis yang lebih buruk. Hasil studi menunjukkan korelasi yang kuat antara jumlah DNA dan prognosis pada tumor ovarii.
2. Tumor sex cord-stroma.
Golongan ini terdiri atas tumor-tumor sel granulosa, tekofibroma dan tumor sel Sertoli-Leydig. Tumor sel granulosa merupakan kira-kira 10% tumor ovarium solid. Gambaran mikroskopiknya sangat bervariasi. Dalam bentuk yang terdiferensiasi baik didapatkan benda-benda Call-Exner. Sebagian tumor sel granulosa menunjukkan kelakuan ganas, sifat biologiknya tidak berkorelasi dengan suatu gambaran histologik tertentu.
3. Tumor sel benih.
Tumor-tumor sel benih ovarium, kecuali kista dermoid jarang terdapat. Kista dermoid lebih jelas ditunjukkan dengan istilah teratoma matur, terdapat terutama pada usia muda. Dalam tumor demikian terdapat unsur dari ketiga lembaran benih. Yang mencolok adalah bahwa semua struktur ini telah dewasa penuh dan atas dasar itu diberikan diagnosis teratoma matur. Jika secara mikroskopik terdapat unsur immatur, artinya adanya diferensiasi yang tidak enuh dari struktur jaringan, terutama asal neural, maka yang kita hadapi adalah teratoma immatur. Atas dasar banyaknya jaringan immatur tumor-tumor ini dapat ditentukan derajatnya. Tumor sel benih sering mengandung zat-zat penanda tumor yang juga dapat dijumpai pada struktur ekstra embrional normal dalam saccus vitellinus dan human chorion gonadotrofin yang terdapat dalam trofoblas plasenta.
4. Tumor metastatik.
Menurut sebagian besar peneliti 10% tumor ovarium jinak disebabkan oleh metastasis. Ini biasanya mengenai metastasis karsinoma kolon, karsinoma payudara dan lambung. Tumor ovarium menybar per kontinutatum dalam tuba dan uterus dan mungkin secara limfogen ke ovarium yang lain. Jika tumor tumbuh menembus kapsul maka timbul metastasis pada serosa cavum Douglasi, appendik dan dinding perut depan. Omemtum juga sering mengalami metastasis.

B. Etiologi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gejala kista meliputi :
1 Gaya hidup tidak sehat (konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan kurang serat, zat tambahan pada makanan, kurang olahraga, merokok dan konsumsi alkohol, terpapar dengan polusi dan agen infeksius, stress).
2 Faktor genetik.
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker yaitu yang disebut protoonkogen yang karena suatu sebab tertentu misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu zat pemicu kanker.


C. Patofisiologi
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung dan nafsu makan turun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kira-kira 60% terdapat pada usia perimenopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak atau tidak jelas jinak juga tidak pasti ganas dan yang jelas ganas.

D. Gambaran klinis
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarii tidak menunjukkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Keluhan utama pada wanita usia di atas 40 tahun yang mengingatkan pada tumor ovarii adalah :
1. perut membesar atau keluhan abdominal
2. pendarahan intraabdominal
3. virilisasi (pada tumor-tumor yang memproduksi hormon)
4. nyeri perut akut dapat terjadi pada tori tungkai ovarii
5. gangguan haid
6. asites
7. anoraksia
8. penurunan berat badan
9. keluhan miksi dan defekasi
10.nyeri punggung
11. sesak napas karena penumpukan cairan pada rongga dada

E. Diagnosis
1. Anamnesis
Prognosis buruk tumor ovarii tertuama disebabkan karena tumor ini dalam stadium dini hampir tidak menunjukkan gejala sehingga kira-kira 70% dari pendertia batu ditangani pada stadium yang lebih lanjut.
2. Pemeriksaan
Pada tumor avarium yang lebih luas dapat dijumpai eksudat pleura. Sangat penting adalah pemeriksaan perut yang harus dijalankan pada penderita yang tidur telentang dengan alas yang kuat. Sebaiknya pemeriksa duduk dan melakukan palpasi dengan tangan yang hangat. Harus ditekankan pentingnya perkusi. Semua tumor ovarium memberikan bunyi redup pada perkusi dan dengan itu dapat dibedakan dari usus yang mengembang. Suara redup relatif dapat disebabkan oleh usus yang terletak di atas tumor. Asites terciri oleh redup pada perkusi dan pembesarab sisi-sisi perut, batas cairan dapat diberi tanda dan ternyata berkisar pada waktu tiduran miring. Asites yang hanya sedikit secara klinis tidak dapat ditetapkan. Pada pemeriksaan ginekologik dipalpasi adanya pembesaran adneksa. Metastasis dalam cavum Douglasi dapat diraba sebagai tahanan yang kuat dan irregular di belakang uterus.
3. Diagnosa differensial
Pada tumor dala pelvis minor yang terpenting adalah diferensiasi dari tumor uterus (mioma). Selanjutnya harus dipertimbangkan lain-lain pembengkakan adneksa seperti hidrosalphing, kista ovarium, kehamilan ekstrauterin dan karsinoma tuba yang jarang didapat. Jika uterus dapat digerakkan sendiri mungkin yang dihadapi adalah tumor adneksa. Jika ada keraguan laparoskopi diagnostik dapat memberi penjelasan. Jika tumor lebih berada di bagian belakang dengan batas-batas yang sering tidak jelas, harus dipikirkan adanya perisigmoiditis atau tumor rektum. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan metastasis tumor-tumor lain seperti lambung dan payudara. Pada tumor-tumor perut yang besar harus didiferensiasi antara kistadenoma jinak, tumor traktus digestivus dan hidronefrosis.

4. Diagnosa lanjut.
Dapat dilakukan melalui USG. Tumor-tumor kista dengan ekografi dapat dengan jelas ditetapkan. Diagnostik selanjutnya terutama tertuju untuk mengesampingkan kelainan lain dan menetapkan metastasis di tempat lain. Rontgenologik dapat digunakan foto thoraks, x-colon dan IVP, demikian juga CT-Scan dan MRI. Tetapi diagnostik pokok adalah laparotomi untuk menetapkan perluasan tumor dan inspeksi teliti mengenai semua tempat perluasan tumor. Pada prosedur penetapan stadium ini harus diambil beberapa material biopsi dari peritonium pelvis minor, fossa parakoli kiri dan kanan, daerah yang dicurigai dari mesentarium atau serosa usus dari kubah diafragma kanan.

F. Penatalaksanaan
Kebanyakan penanganan tumor ovarium harus dilakukan dalam pembicaraan bersama antara ginekolog, onkolog, radiolog dan patolog. Terapi yang dilakukan berdasarkan pada usia dan kondisi penderita, macam dan derajat diferensiasi tumor. Pada umumnya terapi yang tepat adalah pengangkatan uterus dengan kedua adneksa, dikombinasi dengan pengangkatan omentum dan sebanyak mungkin jaringan tumor yang masih ada. Sitotastika menjadi sentral dalam terapi karsinoma ovarii dan kebanyakan dikombinasikan dengan derivat pletimum (sisplatin atau karboplatin) dengan zat pengalkali (siklofosfamid). Taxol sementara tampaknya hanya disediakan untuk kasus yang resistensi telah timbul terhadap derivat platinum. Akibat untuk penderita adalah besar dan efek samping seperti neurotoksisitas dan nefrotoksisitas serta depresi sumsum tulang.
Meskipun penanganan yang optimal belim ditemukan, pada umumnya dapat dilakukan :
 penderita pada stadium Ia, Ib dan IIa dengan tumor yang
§ terdiferensiasi baik (derajat I) tidak memerlukan penanganan post-operatif asalkan telah dilakukan laparotomi penetapan stadium yang cukup luas, untuk mengesampingkan seteliti mungkin stadium II. Penderita lain pada stadium I dan II dalam pusat-pusat tertentu akan mendapat penanganan lebih lanjut meskipun kegunaannya tidak pernah dibuktikan dan karena itu mengenai hal ini belum ada kesepakatan pendapat. Kemoterapi kombinasi ajuvan kadang-kadang dapat diganti dengan penyinaran perut dan pelvis.
 Penderita pada stadium IIb, III dan IV sesudah operasi sitoreduktif
§ seoptimal mungkin harus mendapat penanganan kemoterapi kombinasi. Penting bahwa pada saat terapi ini dimulai hanya ada sisa jaringan tumor sesedikit mungkin.

Asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium
I. Pengkajian
Pengkajian umum kista :
a. Ada tidaknya keluhan nyeri di perut bagian bawah.
b. Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK
c. Ada tidaknya asites
d. Ada tidaknya perut membuncit
e. Ada tidaknya gangguan nafsu makan
f. Ada tidaknya kembung
g. Ada tidaknya sesak napas
Pengkajian diagnostik kista :
a. USG : ada tidaknya benjolan berdiameter > 5 cm
b. CT-Scan : ada tidaknya benjolan dan ukurannya.

II. Diagnosa.
Diagnosa yang muncul :
1. gangguan harga diri b.d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual
2. nyeri b.d proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
3. nyeri b.d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit
4. eliminasi urinarius, perubahan/retensi b.d adanya edema pada jaringan lokal.
5. ansietas b.d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon patofisiologis
6. kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan b.d kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif
III. Intervensi
1. diagnosa : gangguan harga diri b.d masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
a. Tujuan : harga diri klien meningkat
b. Kriteria hasil :
 mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri dalam situasi.
§
 Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif.
§
 Mendemonstrasikan sdaptasi terhadap perubahan yang telah terjadi yang
§ dibuktikan oleh penyusunan tujuan realistis dan partisipasi aktif dalam kerja dengan tepat.
no intervensi rasional
1. Diskusikan dengan klien atau keluarga bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien dan aktivitas kerja. Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
2. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu, termasuk kemungkinan efek samping pada aktifitas seksual dan rasa ketertarikan. Beritahu klien bahwa tidak semua efek samping terjadi. Bimbingan antisipasi dapat membantu klien/keluarga memulai proses adaptasi pada status baru
3. Dorong diskusi tentang masalah efek kanker atau pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orangtua dan sebagainya. Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit
4. Akui kesulitan klien yang mungkin dialami. Berikan informasi bahwa konseling perlu dan penting dalam proses adaptasi. Memvalidasi realita perasaan klien dan memberikan izin untuk tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi
5. Evaluasi struktur pendukung yang ada dan digunakan oleh klien Membantu merencanakan perawatan saat di rumah sakit serta setelah pulang
6. Berikan dukungan emosional untuk klien dan orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan Meskipun beberapa klien beradaptasi dengan efek kanker, banyak memerlukan dukungan tambahan dalam periode ini
7. Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan klien tentang ketidaknyamanan dan keraguan diri
8. Rujuk klien pada program kelompok pendukung Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk klier/orang terdekat, memberikan konrak dengan klien lain
9. Rujuk pada konseling profesional jika diindikasikan Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur psikososial positif bila sistem pendukung klien terdekat terganggu

2.diagnosa : nyeri b.d proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
a. Tujuan : nyeri klien terkontrol
b. Kriteria hasil :
 Melaporkan penghilangan nyeri maksimal
 Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
no intervensi rasional
1. Tentukan riwayat nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas) Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. Dorong penggunaan keterampilan menajemen nyeri ( teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol
4. Evaluasi penghilangan nyeri Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS
5. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri.

3. diagnosa : nyeri b.d gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit
a. tujuan : nyeri terkontrol
b. kriteria hasil :
 Menunjukkan nyeri berkurang/terkontro
 Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks
 Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat

no intervensi rasional
1. Kaji keluhan nyeri Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi
2. Libatkan klien dalam penentuan jadwal aktivitas Meningkatkan rasa kontrol pasien dan kekuatan mekanisme koping
3. Berikan tindakan kenyamanan dasar Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
4. Dorong penggunaan teknik manajemen stres Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan rasa kontrol
5. Berikan analgesik sesuai indikasi Merupakan tindakan yang tepat untuk mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri

4. diagnosa : eliminasi urinarius, perubahan/retensi b.d adanya edema pada jaringan lokal.
a. tujuan : retensi berkurang/hulang
b. kriteria hasil :
 mempertahankan/memperoleh pola eliminasi yang efektif
 memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
 ikut serta dalam regimen pengobatan
no intervensi rasional
1. Pantau pola penolakan Informasi ini sangat penting untuk merencanakan perawatan dan mempengaruhi pilihan intervensi individu
2. Palpasi kandung kemih Distensi kandung kemih mengindikasikan retensi urinarius
3. Tingkatkan masukan cairan 2000-3000ml/hari Mempertahankan hidrasi adekuat dan meningkatkan fungsi ginjal
4. Hindari tanda-tanda penolakan verbal atau nonverbal, rasa jijik atau kekecewaan Ekspresi kekecewaan akan menurunkan rasa percaya diri dan tidak membantu dalam mensukseskan program
5. berikan medikasi sesuai petunjuk Tingkatkan kontrol sfingter

5. diagnosa : ansietas b.d krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon patofisiologis
a. tujuan : ansietas berkurang/hulang
b. kriteria hasil :
 memahami dan mendiskusikan rasa takut
 menunjukkan relaksasi dan melaporkan berkurangnya ansietas ke tingkat yang dapat diatasi
No intervensi rasional
1. Catat palpitasi, peningkatan denyut/frekuensi pernapasan Perubahan TTV mungkin menunjukkan tingkat ansietas yang dialami pasien atau merefleksikan gangguan-gangguan faktor psikologis
2. Pahami rasa takut Perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk terbuka sehingga dapat mendiskusikan dan menghadapinya
3. Kaji tingkatan/realita bahaya bagi pasien dan tingkat ansietas Respon individu dapat bervariasi tergantung pola kultural yng dipelajari
4. Catat pembatasan fokus perhatian Penyempitan fokus umumnya merefleksikan rasa takut
5. Nyatakan realita dari situasi seperti apa yang dilihat pasien Pasien mungkin perlu menolak realitas sampai siap untuk menghadapinya
6. Evaluasi mekanisme koping Mungkin dapat menghadapi situasi dengan baik pada waktu itu
7. Identifikasi cara-cara dimana klien mendapat bantuan jika dibutuhkan Memberikan jaminan bahwa staf bersedia untuk mendukund


6. diagnosa : kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan b.d kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif
a. tujuan : pengetahuan klien meningkat
b. kriteria hasil :
 menuturkan pemahanan kondisi, efek prosedur dan pengobatan
 dengan tepat menunjukkan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan suatu tindakan
 memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam program perawatan

no intervensi rasional
1. Diskusikan terapi obat-obatan Meningkatkan kerjasama dengan regimen
2. Identifikasi keterbatasan aktivitas khusus Mencegah regangan yang tidak perlu
3. Ulangi pentingnya diet nutrisi dan pemasukan cairan adekuat Sediakan elemen yang dibutuhkan untuk penyembuhan
4. Libatkan orang-orang terdekat dalam program pembelajaran Memberikan sumber-sumber tambahan untuk referensi setelah penghentian

Referensi :
Doengoes, marilynn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
A.Price, Sylvia.2006.Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
www.Gynae.sg.com, diakses tanggal 20 September 2007


kumpulan askep