BAB 1
PENDAHULUAN
A..LATAR
BELAKANG
Biopsikologi
merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan
kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli
biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami
pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive,
dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau
proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh
kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan
untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh
tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.
B . Perumusan Masalah
Dari permasalahan
yang telah diuraikan
pada latar belakang
maka permasalahan penelitian ini adalah
- Bagaimana pengaruh dalam mengetahui maksud dri biopsikologi dan seneor motorik
- Bagaimana pemahaman tentang biopsikologi dan sensoris motorik.
C. Tujuan
Adapun
tujuan makalah ini
adalah :
- Untuk mengetahui biopsikologi dan sensoris motorik
- untuk Mengetahui pemahaman biopsikologi dan sensoris dan motorik
BAB 11
ISI
PENGERTIAN BIO-PSIKOLOGI
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi
dari aspek biologi.
Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan
kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi
melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada
induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif
adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt
mendeklarasiikan laboratoriumnya tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran
psikologi sebagai ilmu – pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke
masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan
perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di
benua Amerika.
Berdasarkan
pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa
periode dengan berbagai tokohnya.
Metode bio-Psikologi
1.
Metodologi
Eksperimental,
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium
dengan mengadakan berbagai eksperimen Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya
terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada
sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering
melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat
subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode
instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Sejarah Kehidupan
(metode biografi)
2.
Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan
orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu
sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa
sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang
dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi
berbeda dalam cara penyajiannya.
3.
Angket
Angket merupakan
wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara
tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal
membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.
Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
4.
Pemeriksaan
Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi
disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan
alat-alat psikodiagnostik tertentu
yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf
kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
5.
Metode
Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya
seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini
karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.
6.
Metode
Statistik
Umumnya digunakan
dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan
penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat.
Metode bio-Psikologi Perkembangan
perkembangan
biologis dan psikologis, satu sama lain salingketergantungan, sebab fungsi
mental tertentu baru berkembang jika dasar-dasar
biologis sudah dibuat/disusun-antara
perkembangan biologis dan psikologis , keutuhan jasmani/fisik seseorang
mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan psikis
Sistem Sensoris dan Motorik
1. RESEPTOR SENSORIS
Reseptor sensoris
berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi
didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit
adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri,
sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki
reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang
sederhana. Beberapa informasi dikirim di susunan saraf pusat dan sampai pada
kortek sensoris primer sehingga kita bisa mengetahui ataupun mengenal
rangsangannya. Rangsangan sensoris dapat kita interpretasikan melalui
frekuensi-frekuensi basis setelah terjadi potensial aksi. Datangnya informasi
atau rangsangan pada kulit kita itulah yang dinamakan sensasi, dan saat kita mengenal
rangsangan yang datang dari kulit kita inilah yang dinamakan persepsi.
Adapun indera-indera
khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada lidah,
keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita diterima oleh
reseptor yang khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor
pada kulit. Reseptor indera ini terletak pada indera khusus pada manusia
seperti mata, telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan di
sekitarnya. Informasi yang datang pada reseptor memberikan distribusi pada
daerah-daerah khusus pada kortek serebri seperti auditory kortek, visual kortek
yang akan diterima sebagai rangsangan khusus dan pusat lainnya di batang otak.
Reseptor pada kulit
dapat dibagi menjadi tiga macam antara lain exteroceptors dimana receptor ini
memberi informasi terhadap lingkungan luar, proprioseptor merupakan receptor
yang menerima informasi terhadap posisi otot skeletal dan sendi dan yang
terakhir interoceptor yang berfungsi untuk memonitor fungsi organ visceral.
Untuk lebih detailnya receptor pada kulit dapat diklasifikasikan menjadi empat
bagian yaitu nosiceptor untuk rasa nyeri, thermoreceptor untuk
temperature, mechanoreceptor untuk rangsangan fisik, dan chemoreceptor untuk
rangsangan kimiawi. Tiap-tiap receptor mempunyai fungsi dan struktur yang
berbeda. Perbedaan antara somatik receptor dan visceral receptor terletak
pada lokasi bukan pada strukturnya. Reseptor nyeri di wajah sama seperti
reseptor nyeri di kulit, akan tetapi dua sensasi itu dikirim pada lokasi yang
berbeda di susunan saraf pusat, bagaimanapun juga propriosepsi adalah sensasi
somatik yang unik. Terdapat proprioseptor pada organ viseral thorak dan kavum
abdominopelvic. Kita tidak menyadari bila organ-organ tersebut mulai bekerja,
kita tidak bisa menceritakanyya contohnya saat spleen, appendik, ataupun
pankreas bekerja saat itu. organ viseral mempunyai reseptor rasa
nyeri,temperatur,sentuhan yang lebih rendah daripada reseptor pada kulit dan
informasi sensoris yang diterima lokasinya lebih sedikit karena daerah reseptor
tersebar luas di organ.
2. NOCISEPTOR
Nociseptor
sensitif terhadap temperatur yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti
mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga rangsangan
yang kuat akan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuk itulah kita bisa
merasakan sensasi rasa nyeri yang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam.
Rangsangan pada dendrit di nociseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen
akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat.
3. THERMORESEPTOR
Temperatur reseptor atau thermorseptor merupakan free
nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipothalamus.
Reseptor dingin tiga atau empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak
ada struktur yang membedakan reseptor dingin dan panas.
Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama
dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim sampai formasio retikularis, thalamus, dan
korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila
temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabil.
Jika kita menghidupkan air conditioning dalam ruangan pada musim panas,
temperatur berubah drastis pada saat pertama kali tetapi kita cepat merasakan
nyaman karena sudah terjadi adaptasi.
4. MECHANORESEPTOR
Mechanoreseptor sangat sensitif
terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membran sel memiliki
regulasi mekanis ion channel dimana bisa terbuka ataupun tertutup bila ada
respon terhadap tegangan, tekanan, dan yang bisa menimbulkan kelainan pada
membran. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:
PUSAT MOTORIK DAN
SENSORIS
Pada
corteks cerebral terdapat beberapa daerah :
1.
Korteks
serebral mengandung 3 jenis fungsional area yaitu motor area, sensori area, dan
asosiasi area. Neuron motoris dan neuron sensoris terdapat pada motorik area
dan sensoris area pada korteks serebri. Semua neuron pada korteks serebri
merupakan inter neuron.
2.
Setiap
hemisfer terdapat fungsi motoris dan sensoris yang berlawanan pada sisi tubuh
(kontralateral).
3.
Sekalipun
sebagian besar struktur pada 2 hemisfer kanan dan kiri simetris, tetapi tidak
ada fungsi yang sama. Masing – masing memiliki spesialisasi fungsi kortikal.
4.
Yang
sangat penting yang harus kita ingat tidak ada fungsi area pada korteks serebri
yang bekerja sendirian.
AREA
MOTORIK
Motorik
area pada korteks serebri, dengan gerakan volunter yang terkontrol yang
terdapat pada lobus frontalis terdiri dari motor korteks primer, premotor
korteks, area broca, frontal eye field.
1.
Motor
korteks primer
Motor
korteks primer terletak pada girus presentralis lobus frontalis pada masing –
masing hemisfer (area broadman 4). Terdapat neuron yang besar yang disebut
neuron piramidalis pada girus presentralis yang berfungsi untuk mengontrol
gerakan volunter pada otot skelet. Pada keseluruhan bagian tubuh
dipresentasikan pada motor korteks primer tiap hemisfer, dengan kata lain sel
piramidal mengontrol gerakan kaki pada satu tempat dan mengontrol gerakan
tangan pada lain tempat. Sebagian besar neuron pada girus ini mengontrol otot
pada bagian tubuh yang spesifik pada area tertentu seperti wajah lidah dan
tangan.Hal ini tergambar daerah seperti karikatur yang disebut motor homunculi.
Persarafan motorik tubuh berjalan kontralateral,jadi pada girus kiri mengontrol
otot tubuh bagian kanan dan sebaliknya.
2.
Premotor korteks
Terletak
pada girus presentralis lobus frontal. Daerah ini mengontrol kemampuan motorik
dalam melakukan gerakan berulang-ulang atau pola alamiah seperti
memainkan alat musik dan mengetik. Daerah ini digunakan untuk gerakan yang
terencana. Dengan diterimanya informasi pada korteks area yang diproses oleh
pusat sensoris yang tinggi,maka gerakan terkontrol dapat dilakukan misalnya
dapat mengambil sesuatu ditempat yang gelap.
3.
Area
broca.
Area
broca terdapat sepanjang anterior sampai inferior dari area promotor yang
bertumpuk-tumpuk. Pada area brodman 44 dan 45. Area ini hanya terdapat pada
satu hemisfer umumnya sebelah kiri dan khusus mengontrol kemampuan bicara.
5.
Frontal
eye field.
Daerah
ini terletak sebelah anterior premotor korteks dan superior area broca. Daerah
ini berfungsi mengontrol pergerakan mata secara volunteer.
AREA SENSORIS
Terdapat
pada korteks serebri yaitu pada lobus parietal, insular, temporal,dan
occipital.
6.
Korteks
primer somatosensoris.
Korteks
ini terletak pada girus postsentralis lobus perietalis, disebelah posterior
dari korteks primer motoris ( area brodman 1-3 ). Neuron-neuron pada girus ini
menerima informasi dari reseptor sensoris di kulit dan dari proprioseptor di otot
skelet,sendi dan tendon. Neuron ini kemudian mengidentifikasi yang dirangsang
dan kemampuan ini disebut diskriminasi partial. Dengan korteks motor primer
tubuh bergerak leluasa naik dan turun berdasarkan stimulus yang masuk dan
bagian hemisfer kanan menerima rangsangan dari bagian kiri tubuh. Pada manusia
wajah (khususnya bibir) dan jari-jari adalah bagian tubuh yang sensitive yang
terletak pada bagian terbesar dari homunculus somatosensoriks.
GANGGUAN SISTEM MOTORIK
DAN SENSORIK
GANGGUAN
SISTEM SENSORIK
1.
Lesi
kortikal atau subkortikal dalam daerah sensorik motorik lengan atau tungkai
menyebabkan parestesia dan mati rasa pada extemitas sisi yang berlawanan.
2.
Lesi
jaras sensorik tepat di bawah talamus menyebabkan hilangnya semua kualitas
sensorik separuh tubuh kontralateral.
3.
Jaras
sensorik lain selain nyeri dan suhu mengalami kerusakan terjadi hipestesia pada
sisi kontralateral wajah dan tubuh.
4.
Jika
kerusakan terbatas pada lemnikus trigeminalis dan spinotalamikus lateral pada
pusat otak, tidak ditemukan sensasi nyeri dan suhu pada wajah dan tubuh
kontralateral, semua kualitas sensorik lainnya tidak terganggu.
5.
Keterlibatan
lemniskus medialis dan traktus spinotalamikus anterior, menghilangkan semua
kualitas sensorik pada bagian kontralateral tubuh kecuali sensasi nyeri dan
suhu.
6.
Kerusakan
nukleus dan traktus trigeminal spinalis dan traktus spinotalamikus lateral,
menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada wajah ipsilateral dan tubuh
kontralateral.
7.
Kerusakan
funikuli posterior menyebabkan menghilangnya sensasi sikap, getaran,
diskriminasi dan sensasi lain yang berhubungan dengan ataksia ipsilateral.
8.
Lesi
pada kornu posterior , menghilangkan sensasi suhu dan nyeri ipsilateral semua
kualitas lain tetap utuh ( gangguan disosiasi sensibilitas).
9.
Cedera
beberapa radiks posterior yang berdekatan, diikuti oleh perestesia radikular
dan nyeri,dan juga penurunan atau hilangnya semua kualitas sensorik pada
masing-masing segmen tubuh. Jika radiks yang cedera mesuplai saraf dari lengan
atau tungkai,ditemukan hipotonia atau atonia, arefleksia dan ataksia.
10.
Sindroma
Cedera Funikulus Posterior :
1.
Hilangnya
sikap dan sensasi lokomotor dengan mata
tertutup
2.
Pasien
tidak dapat mengetahui posisi anggota tubuhnya.
3.
Astereognosis:
dengan mata tertutup, pasien tidak dapat mengenal dan menggambarkan bentuk dan bahan dari objek yang dirabanya.
4.
Hilangnya
diskriminasi dua titik.
5.
Hilangnya
sensasi getaran: pasien tidak dapat merasakan getaran dari garpu tala yang
ditempelkan pada tulang
BAB. III
PENUTUP
KESIMPUlAN
Dari penguraian
kajian dan analisis
yang di paparkan di
atas maka
penulis berkesimpulan di antaranya
1.bahwa Reseptor sensoris berupa
sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi
didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit
adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri,
sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki
reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang
sederhana.dan
2. Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi
dari aspek biologi.
Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan
kakeknya secara genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy &
Physiology. Edisi 7. Pearson
International edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy & Physiology.
Edisi 7. Pearson International Edition.
Page 491-519
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. EGMardjono,
Mahar, Sidarta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar.
Penerbit Dian Rakyat. Jakarta: 2004. Hal 21-26.C. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
bagian bagian apasaja yang mampu kita plajari dalam biopsikologi, apa saja sub bab yg masuk dalam lingkup biopsikologi ??
BalasHapus