Kamis, 26 Juli 2012



Konsep Dasar Teori Askep Osteomalacia

Konsep Dasar Teori Askep Osteomalacia - Askep kapukonline.com update Askep / Asuhan Keperawatan Konsep Dasar Teori Askep Osteomalacia - ASKEP TULANG

Pengertian

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. Pada orang dewasa osteomalasia bersifat kronis dan deformitasnya skeletalnya tidak seberat pada anak-anak karena pertumbuhan skeletalnya telah selesai.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.

Etiologi

Diperkirakan bahwa defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif (kalsitrol), sebagai akibat kegagalan mineralisasi terjadilah perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan skelet,dan perlengkungan tulang sertakarena fraktur patologi.
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :
  1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
  2. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
  3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat

Patofisiologi

Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum metabolism mineral. Faktor risiko terjadimya osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsobsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik, terafi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin, fenobarbital), dan kekurangan vitamin D.
Tipe malnutrisi ( kekurangan asupan vitamin D sering berhubungan dengan asupan kalsium jelek) terutama akibat kemiskinan, tapi memakan makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Selain itu juga akibat kurangnya terpajang sinar matahari.
Oateomalasia dapat pula terjadi sebagai akibat kegagalan absobsi kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan gastrointestinal dimana absorbsi lemak tidak memadai sering menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D ( bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium disekresi melalui feces dalam kombinasi dengan asam lemak. Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pankreatitis kronik dan reseksi usus halus.
Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis, kalsium yang tersedia dipergunakan menetralkan asidosis, dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan kalsium dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus-menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan kista tulang. Glumerulonefritis kronik, uropati obstruksi dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demeneralisasi tulang.
Penyakit hati dan ginjal pun dapat mengakibatkan kekurangan vitamin D karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D kebentuk aktif. Akhirnya hiperparatiroidisme mengakibatkan deklasifikasi skelet dan artinya osteomalasia dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine.

Manifestasi klinik

Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang. Sebagai kekurangan kalsium biasanya terjadi kelemahan otot. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit yang telah lanjut tungkai jadi melengkung karena tarikan otot dan berat tubuh. Vertebra yang melunak mengalami konpresi sehingga mengalami pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk thorax ( kifosis).
Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan sedangkan pelvis tertekan kelateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan perlunya dilakukan seksio seraria pada wanita hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidak seimbangan mengakibatkan resiko jatuh dan fraktur.

Pemeriksaan penunjang

Pada foto X-ray jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.
Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium memperlihatkan kadar kalsium fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Kalsium urine dan ekskresi kreatinin rendah.
Sementara pada biopsi tulang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.

Penatalaksanaan

Berikut penanganan yang biasanya dilakukan pada penderita osteomalasia berdasarkan penyebabnya :
  1. Jika kekurangan kalsium.
    Jalan satu-satunya memperbanyak konsumsi unsur kalsium sehingga memperkuat kerja sel osteoblas (pembentuk tulang). Oleh sebab itu, makanan seperti sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt, sangatlah disarankan. Suplemen kalsium dapat ditambahkan baik yang berbentuk sirup atau tablet dengan konsumsi 1,5 gram per hari. Kekurangan kalsium juga menyebabkan mudah mengalami kram pada otot tangan dan kaki serta terganggunya tekanan darah.
  2. Jika kekurangan vitamin D.
    Perbanyak mengonsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Bisa juga dengan sering berjemur di bawah sinar matahari karena akan membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Waktu yang tepat untuk berjemur sekitar pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 ­-17. Berjemur di luar waktu tersebut justru berbahaya karena matahari banyak mengeluarkan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit dan katarak.
  3. Jika karena gangguan ginjal atau hati
    Langkah pertama adalah menyembuhkan dulu gangguan/penyakit tersebut. Biasanya terapi yang dilakukan lebih lama karena gangguan ginjal maupun hati mengganggu metabolisme penyerapan kalsium.
  4. Jika karena pengaruh atau efek samping dari obat-obatan seperti steroid Maka konsumsi obat itu harus segera dikurangi atau kalau bisa diganti dengan obat yang bisa menyerap kalsium.
  5. Jika sudah telanjur mengalami patah tulang.
    Mau tak mau harus dilakukan tindakan seperti gips untuk patah tulang di bagian lengan. Kalau patah tulang di bagian tungkai atau tulang paha dilakukan dengan biopsi. Berbeda patah tulang pada anak-anak relatif mudah tersambung kembali, yakni sekitar tiga bulanan. Tindakan selanjutnya upaya rehabilitasi atau fisioterapi untuk melatih kemampuan atau keterampilan gerak. Misalnya, melatih keseimbangan duduk, berdiri, dan berjalan.

Pengkajian

Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah dan ekstremitas disertai nyeri tekan. Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas. Pasien mungkin datang dengan fraktur. Selama wawancara informasi mengenai riwayat penyakit dan kebiasaan diet harus dikaji.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas skelet, vertebra, dan lengkungan tulang panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya seperti bebek. Dapat terjadi kelemahan otot. Pasien merasa tidak nyaman dengan penampilannya.

Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, maka diagnosa keperawatan utama dapat meliputi :
  1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinguitas jaringan tulang, nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur
  2. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan
  3. Gangguan konsep diri b/d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

Intervensi keperawatan

  1. Meredakan nyeri
    1. Karena pasien mengalami nyeri dan nyeri tekan skelet, maka pada saat memberikan bantuan harus dilakukan dengan cara yang sangat lembut ketika pasien ingin merubah posisi.
    2. Perubahan posisi yang sering dapat mengurangi ketidaknyamanan karena imobilisasi. Kasur busa yang padat dan bantal lembut dapat memberikan dukungan tubuh dan memberi kenyamanan pada deformasi yang ada.
    3. Aktivitas diversional dan pemusatan pada pembicaraan, televisi, dan kegiatan santai lainnya dapat menurunkan persepsi nyeri pasien.
    4. Pada saat-saat tertentu kolaborasi pemberian analgetik sesuai instruksi dokter
  2. Pemahaman proses penyakit dan program tindakan
    1. Health Education pada pasien difokuskan pada penyebab osteomalasia dan pendekatan untuk mengontrolnya. Pasien diberi instruksi mengenai sumber kalsium dan vitamin D (misalnya susu dan sereal, telur hati ayam dll)
    2. Keamanan penggunaan suplemen harus dikaji ulang karena vitamin D dosis tinggi sangat toksis dan meningkatkan risiko hiperkalsemia, maka perlu pemantauan kadar kalsium serum.
    3. Memberi dorongan aktivitas di luar rumah untuk memajankan kulit pada sinar ultraviolet matahari yang diperlukan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh
  3. Memperbaiki konsep diri
    1. Dorong pasien untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan dimasukkan dalam perencanaan asuhan keperawatan.
    2. Dorong interaksi dengan keluarga dan sahabat. Interaksi sosial dapat membantu memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan perubahan fisik yang terjadi.

Evaluasi

Hasil yang diharapkan :
  1. Mengalami peredaan nyeri
    1. Melaporkan perasaan nyaman
    2. Melaporkan peredaan nyeri tekan tulang
  2. Menjelaskan proses penyakit dan program penanganan
    1. Menerangkan faktor spesifik yang berperan dalam proses penyakit
    2. Mengkomsumsi kalsium dan vitamin D sesuai diet yang dianjurkan
    3. Pemajanan pada sinar matahari
    4. Selalu mengontrol kadar kalsium serum sepanjang program terafi
    5. Selalu menepati ketentuan kesehatan tindak lanjut
  3. Menunjukkan peningkatan konsep diri
    1. Menunjukkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya
    2. Meningkatkan tingkat aktivitasnya
    3. Meningkatkan interaksi sosial

DAFTAR FUSTAKA

  1. Bagio H. 1995. Perbedaan osteoporosis dengan penyakit muskuloskletal lainnya ,Sub bagian Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr.Cipto M Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angunkusumo: Jakarta
  2. Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Medikal Bedah Vol 1 Ed 8. Jakarta: EGC
  3. Doenges. E.M.200. Rencana Asuhan Keperawatan Ed 3. Jakarta: EGC
  4. Hilmansyah H. : Tumbuh Sehat edisi:nomor 431 tahun IX Pugoeh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kumpulan askep